Khamis, 14 Mac 2013

Liku Hidup Sang Announcer





SETIAP manusia mempunyai ceritanya masing-masing. Ada yang mengharukan, ada yang menarik, ada yang mengasihankan dan bahkan ada juga yang menginspirasikan. Dari sekian banyak cerita yang terjadi dalam kehidupan seseorang, cerita inspirasi adalah cerita yang membuat orang termotivator dengan perjalanan hidup yang di alami. Kisah dari seorang kawan bernama Baskoro Mokodompit adalah kisah menginspirasi dari sekian banyak cerita yang terjadi pada kehidupan disekitar kita.

“Malam ini tepat pukul 21:00, Bagas menemani Anda , so buat kamu yg suka banget sama music jazz, stay tune in 92,4 fm  I have to warn you”
Itulah sepenggal kalimat pembuka yang akan Anda dengar ketika menyetel radio ke saluran RRI Pro 2 Gorontalo. Bagas, begitu Ia menyebut namanya saat mengudara. Itu sebenarnya bukan nama asli. Hanya berupa nama samaran agar muda dikenal dan lebih keren terdengar. Ya, sesuai teori kalangan entertainment, mengganti nama untuk alasan popularitas merupakan hal yang lumrah.

Terlahir dari keluarga sederhana, Bagas lahir dengan nama Baskoro Mokodompit, di sebuah kampung di bumi Totabuan, Bolaang Mongondow, 23 tahun silam. Datang merantau ke Gorontalo untuk melanjutkan studi di Universitas Negeri Gorontalo, dengan harapan bisa ikut mengangkat derajat social keluarga dimata masyarakat sekampung.

Suara serak ceria dan energic merupakan ciri khasnya saat memandu program di radio tempatnya bekerja. Namun, sayang kecerian itu hanya tuntutan profesinya semata. Kehidupan Baskoro tidak seceria suaranya ketika mengudara. Ia harus banting tulang, bekerja sambil kuliah, memeras peluh dan keringat siang malam, telah menjadi rutinitasnya.

Awalnya masuk dunia entertainment khususnya bagian penyiaran pada maret tahun 2009 silam. Pertama Baskoro mengikuti audisi jadi presenter di Civica TV akan tetapi ia tidak lulus menjadi presenter di Civica Tv. Walaupun tidak lulus menjadi presenter di Civica Tv, Baskoro tidak putus asa karena menurutnya masih banyak jalan menuju Roma. Atau pepatah lama Arab yang mengatakan  “Man Jadda Wa Jada” (barangsiapa yang bersungguh-sungguh, maka pasti akan berhasil). Pepataha Arab yang dipopulerkan A Fuadi dalam karyanya “Negeri 5 Menara”, secara sederhana berarti dengan kesungguhan tentunya apa yang dicita-citakan akan tercapai.

“Man Jadda Wa Jada “ sepenggal mantra sakti yang memiliki makna yang kuat dan mampu memberikan semangat dalam kehidupan. “Siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil”, begitulah arti ungkapan Arab ini.  ini memanglah bukan hadits, tetapi sangatlah sesuai dan selaras dengan apa yang dialami Baskoro. Sebuah ketetapan yang mengisyaratkan manusia bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum selama kaum tersebut tidak berusaha merubahnya sendiri.

Sebuah jawaban pun datang ketika di pertengahan maret 2009 teman Baskoro menawarkan untuk masuk menjadi penyiar di salah satu stasiun Radio yaitu Memora Radio. Dan Alhamdulillah saat itu langsung  di terima menjadi penyiar di Memora Radio Gorontalo. Disinilah awal kariernya bermula. Baskoro mulai mengembangkan kualitas dan menunjukkan bakat di dunia broadcasting disini.
Akan tetapi Baskoro berkerja di Memora Radio tidak cukup lama, hanya sekitar 6 bulan.  Karena Baskoro mengikuti KKS (Kuliah Kerja Sibermas) suatu kegiatan perkuliahan yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa. Karena Baskoro juga merupakan salah satu mahasiswa di Universitas Negeri Gorontalo, Ia tetap mendepankan kuliahnya karena kuliah adalah amanah dari orang tuanya. Ketika se pulangnya dari kegiatan KKS itu, ternyata sudah banyak yang berubah di Memora Radio. Sudah begitu banyak penyiar-penyiar baru yang mengisi kekosongannya, maka sifat minder pun menghampirinya untuk kembali lagi berkerja di memora radio untuk menghidupi setidaknya untuk kebutuhannya sendiri.

Himpitan kebutuhan ekonomi yang kian menggerotinya, membuat Baskoro memutar otak. Ia merasa kekurangan dengan perekonomiannya. Ia ingin hidup sendiri karena ia tidak ingin mempersulit orang tuanya. Dan ketika pada bulan November 2010, Baskoro mengetahui bahwa ada lowongan pekerjaan di RRI. Dan Baskoro dengan harapan besarnya mencoba mendaftarkan dirinya menjadi penyiar di RRI.

Perjuangan memang mahal dan butuh pengorbanan. Semua itu penuh dengan lika-liku yang di alami oleh Baskoro, karena begitu lama proses pengumuman apakah dirinya diterima menjadi penyiar di RRI. Dan pada tanggal 24 Desember 2010 hari Jum’at pagi ketika itu ada panggilan dari manager, gayungpun bersambut, pengorbanan tanpa henti dari Baskoro berbuah manis. Baskoro memenuhi syarat dan diterima sebagai salah satu Aanouncer pada stasiun Pro 2 RRI yang merupakan salah satu stasiun radio yang terkemuka di Gorontalo dengan program khusus anak muda. Gajinya lumayan besar yakni Rp.1.500.000,-.

Baskoro merupakan contoh seorang anak muda yang mandiri. Dikalah teman seusianya, asyik gaul, menikmati masa muda, Ia sudah bisa membiayai kuliahnya dan biaya hidupnya sehari-hari tanpa sedikitpun merepotkan orang tuanya. Semoga kisahBaskoro ini menjadi inspirasi untuk kita semua agar tidak pernah menyerah menggapai apa yang kita inginkan dalam hidup. Terus bersungguh-sungguh, karena Tuhan sendiri pernah berkata, Ia tidak akan pernah mengubah nasib kita jika bukan kita sendiri yang berusaha untuk merubahnya.(***)


0 ulasan:

Catat Ulasan

Liku Hidup Sang Announcer





SETIAP manusia mempunyai ceritanya masing-masing. Ada yang mengharukan, ada yang menarik, ada yang mengasihankan dan bahkan ada juga yang menginspirasikan. Dari sekian banyak cerita yang terjadi dalam kehidupan seseorang, cerita inspirasi adalah cerita yang membuat orang termotivator dengan perjalanan hidup yang di alami. Kisah dari seorang kawan bernama Baskoro Mokodompit adalah kisah menginspirasi dari sekian banyak cerita yang terjadi pada kehidupan disekitar kita.

“Malam ini tepat pukul 21:00, Bagas menemani Anda , so buat kamu yg suka banget sama music jazz, stay tune in 92,4 fm  I have to warn you”
Itulah sepenggal kalimat pembuka yang akan Anda dengar ketika menyetel radio ke saluran RRI Pro 2 Gorontalo. Bagas, begitu Ia menyebut namanya saat mengudara. Itu sebenarnya bukan nama asli. Hanya berupa nama samaran agar muda dikenal dan lebih keren terdengar. Ya, sesuai teori kalangan entertainment, mengganti nama untuk alasan popularitas merupakan hal yang lumrah.

Terlahir dari keluarga sederhana, Bagas lahir dengan nama Baskoro Mokodompit, di sebuah kampung di bumi Totabuan, Bolaang Mongondow, 23 tahun silam. Datang merantau ke Gorontalo untuk melanjutkan studi di Universitas Negeri Gorontalo, dengan harapan bisa ikut mengangkat derajat social keluarga dimata masyarakat sekampung.

Suara serak ceria dan energic merupakan ciri khasnya saat memandu program di radio tempatnya bekerja. Namun, sayang kecerian itu hanya tuntutan profesinya semata. Kehidupan Baskoro tidak seceria suaranya ketika mengudara. Ia harus banting tulang, bekerja sambil kuliah, memeras peluh dan keringat siang malam, telah menjadi rutinitasnya.

Awalnya masuk dunia entertainment khususnya bagian penyiaran pada maret tahun 2009 silam. Pertama Baskoro mengikuti audisi jadi presenter di Civica TV akan tetapi ia tidak lulus menjadi presenter di Civica Tv. Walaupun tidak lulus menjadi presenter di Civica Tv, Baskoro tidak putus asa karena menurutnya masih banyak jalan menuju Roma. Atau pepatah lama Arab yang mengatakan  “Man Jadda Wa Jada” (barangsiapa yang bersungguh-sungguh, maka pasti akan berhasil). Pepataha Arab yang dipopulerkan A Fuadi dalam karyanya “Negeri 5 Menara”, secara sederhana berarti dengan kesungguhan tentunya apa yang dicita-citakan akan tercapai.

“Man Jadda Wa Jada “ sepenggal mantra sakti yang memiliki makna yang kuat dan mampu memberikan semangat dalam kehidupan. “Siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil”, begitulah arti ungkapan Arab ini.  ini memanglah bukan hadits, tetapi sangatlah sesuai dan selaras dengan apa yang dialami Baskoro. Sebuah ketetapan yang mengisyaratkan manusia bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum selama kaum tersebut tidak berusaha merubahnya sendiri.

Sebuah jawaban pun datang ketika di pertengahan maret 2009 teman Baskoro menawarkan untuk masuk menjadi penyiar di salah satu stasiun Radio yaitu Memora Radio. Dan Alhamdulillah saat itu langsung  di terima menjadi penyiar di Memora Radio Gorontalo. Disinilah awal kariernya bermula. Baskoro mulai mengembangkan kualitas dan menunjukkan bakat di dunia broadcasting disini.
Akan tetapi Baskoro berkerja di Memora Radio tidak cukup lama, hanya sekitar 6 bulan.  Karena Baskoro mengikuti KKS (Kuliah Kerja Sibermas) suatu kegiatan perkuliahan yang harus diikuti oleh setiap mahasiswa. Karena Baskoro juga merupakan salah satu mahasiswa di Universitas Negeri Gorontalo, Ia tetap mendepankan kuliahnya karena kuliah adalah amanah dari orang tuanya. Ketika se pulangnya dari kegiatan KKS itu, ternyata sudah banyak yang berubah di Memora Radio. Sudah begitu banyak penyiar-penyiar baru yang mengisi kekosongannya, maka sifat minder pun menghampirinya untuk kembali lagi berkerja di memora radio untuk menghidupi setidaknya untuk kebutuhannya sendiri.

Himpitan kebutuhan ekonomi yang kian menggerotinya, membuat Baskoro memutar otak. Ia merasa kekurangan dengan perekonomiannya. Ia ingin hidup sendiri karena ia tidak ingin mempersulit orang tuanya. Dan ketika pada bulan November 2010, Baskoro mengetahui bahwa ada lowongan pekerjaan di RRI. Dan Baskoro dengan harapan besarnya mencoba mendaftarkan dirinya menjadi penyiar di RRI.

Perjuangan memang mahal dan butuh pengorbanan. Semua itu penuh dengan lika-liku yang di alami oleh Baskoro, karena begitu lama proses pengumuman apakah dirinya diterima menjadi penyiar di RRI. Dan pada tanggal 24 Desember 2010 hari Jum’at pagi ketika itu ada panggilan dari manager, gayungpun bersambut, pengorbanan tanpa henti dari Baskoro berbuah manis. Baskoro memenuhi syarat dan diterima sebagai salah satu Aanouncer pada stasiun Pro 2 RRI yang merupakan salah satu stasiun radio yang terkemuka di Gorontalo dengan program khusus anak muda. Gajinya lumayan besar yakni Rp.1.500.000,-.

Baskoro merupakan contoh seorang anak muda yang mandiri. Dikalah teman seusianya, asyik gaul, menikmati masa muda, Ia sudah bisa membiayai kuliahnya dan biaya hidupnya sehari-hari tanpa sedikitpun merepotkan orang tuanya. Semoga kisahBaskoro ini menjadi inspirasi untuk kita semua agar tidak pernah menyerah menggapai apa yang kita inginkan dalam hidup. Terus bersungguh-sungguh, karena Tuhan sendiri pernah berkata, Ia tidak akan pernah mengubah nasib kita jika bukan kita sendiri yang berusaha untuk merubahnya.(***)


0 ulasan:

Catat Ulasan

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | SharePoint Demo