SETIAP manusia mempunyai ceritanya masing-masing.
Ada yang mengharukan, ada yang menarik, ada yang mengasihankan dan bahkan ada
juga yang menginspirasikan. Dari sekian banyak cerita yang terjadi dalam
kehidupan seseorang, cerita inspirasi adalah cerita yang membuat orang
termotivator dengan perjalanan hidup yang di alami. Kisah dari seorang kawan
bernama Baskoro Mokodompit adalah kisah menginspirasi dari sekian banyak cerita
yang terjadi pada kehidupan disekitar kita.
“Malam ini tepat pukul
21:00, Bagas menemani Anda , so buat kamu yg suka banget sama music jazz, stay
tune in 92,4 fm I have to warn you”
Itulah sepenggal kalimat
pembuka yang akan Anda dengar ketika menyetel radio ke saluran RRI Pro 2
Gorontalo. Bagas, begitu Ia menyebut namanya saat mengudara. Itu sebenarnya
bukan nama asli. Hanya berupa nama samaran agar muda dikenal dan lebih keren
terdengar. Ya, sesuai teori kalangan entertainment, mengganti nama untuk alasan
popularitas merupakan hal yang lumrah.
Terlahir dari keluarga
sederhana, Bagas lahir dengan nama Baskoro Mokodompit, di sebuah kampung di
bumi Totabuan, Bolaang Mongondow, 23 tahun silam. Datang merantau ke Gorontalo
untuk melanjutkan studi di Universitas Negeri Gorontalo, dengan harapan bisa
ikut mengangkat derajat social keluarga dimata masyarakat sekampung.
Suara serak ceria dan
energic merupakan ciri khasnya saat memandu program di radio tempatnya bekerja.
Namun, sayang kecerian itu hanya tuntutan profesinya semata. Kehidupan Baskoro
tidak seceria suaranya ketika mengudara. Ia harus banting tulang, bekerja sambil
kuliah, memeras peluh dan keringat siang malam, telah menjadi rutinitasnya.
Awalnya masuk dunia
entertainment khususnya bagian penyiaran pada maret tahun 2009 silam. Pertama
Baskoro mengikuti audisi jadi presenter di Civica TV akan tetapi ia tidak lulus
menjadi presenter di Civica Tv. Walaupun tidak lulus menjadi presenter di
Civica Tv, Baskoro tidak putus asa karena menurutnya masih banyak jalan menuju
Roma. Atau pepatah lama Arab yang mengatakan “Man Jadda Wa Jada”
(barangsiapa yang bersungguh-sungguh, maka pasti akan berhasil). Pepataha Arab
yang dipopulerkan A Fuadi dalam karyanya “Negeri 5 Menara”, secara sederhana
berarti dengan kesungguhan tentunya apa yang dicita-citakan akan tercapai.
“Man Jadda Wa Jada “
sepenggal mantra sakti yang memiliki makna yang kuat dan mampu memberikan
semangat dalam kehidupan. “Siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil”,
begitulah arti ungkapan Arab ini. ini memanglah bukan hadits, tetapi
sangatlah sesuai dan selaras dengan apa yang dialami Baskoro. Sebuah ketetapan
yang mengisyaratkan manusia bahwa Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum
selama kaum tersebut tidak berusaha merubahnya sendiri.
Sebuah jawaban pun
datang ketika di pertengahan maret 2009 teman Baskoro menawarkan untuk masuk
menjadi penyiar di salah satu stasiun Radio yaitu Memora Radio. Dan
Alhamdulillah saat itu langsung di terima menjadi penyiar di Memora Radio
Gorontalo. Disinilah awal kariernya bermula. Baskoro mulai mengembangkan
kualitas dan menunjukkan bakat di dunia broadcasting disini.
Akan tetapi Baskoro
berkerja di Memora Radio tidak cukup lama, hanya sekitar 6 bulan. Karena
Baskoro mengikuti KKS (Kuliah Kerja Sibermas) suatu kegiatan perkuliahan yang
harus diikuti oleh setiap mahasiswa. Karena Baskoro juga merupakan salah satu
mahasiswa di Universitas Negeri Gorontalo, Ia tetap mendepankan kuliahnya
karena kuliah adalah amanah dari orang tuanya. Ketika se pulangnya dari
kegiatan KKS itu, ternyata sudah banyak yang berubah di Memora Radio. Sudah
begitu banyak penyiar-penyiar baru yang mengisi kekosongannya, maka sifat
minder pun menghampirinya untuk kembali lagi berkerja di memora radio untuk
menghidupi setidaknya untuk kebutuhannya sendiri.
Himpitan kebutuhan
ekonomi yang kian menggerotinya, membuat Baskoro memutar otak. Ia merasa
kekurangan dengan perekonomiannya. Ia ingin hidup sendiri karena ia tidak ingin
mempersulit orang tuanya. Dan ketika pada bulan November 2010, Baskoro
mengetahui bahwa ada lowongan pekerjaan di RRI. Dan Baskoro dengan harapan
besarnya mencoba mendaftarkan dirinya menjadi penyiar di RRI.
Perjuangan memang mahal
dan butuh pengorbanan. Semua itu penuh dengan lika-liku yang di alami oleh
Baskoro, karena begitu lama proses pengumuman apakah dirinya diterima menjadi
penyiar di RRI. Dan pada tanggal 24 Desember 2010 hari Jum’at pagi ketika itu
ada panggilan dari manager, gayungpun bersambut, pengorbanan tanpa henti dari
Baskoro berbuah manis. Baskoro memenuhi syarat dan diterima sebagai salah satu
Aanouncer pada stasiun Pro 2 RRI yang merupakan salah satu stasiun radio yang
terkemuka di Gorontalo dengan program khusus anak muda. Gajinya lumayan besar
yakni Rp.1.500.000,-.
Baskoro merupakan contoh
seorang anak muda yang mandiri. Dikalah teman seusianya, asyik gaul, menikmati
masa muda, Ia sudah bisa membiayai kuliahnya dan biaya hidupnya sehari-hari
tanpa sedikitpun merepotkan orang tuanya. Semoga kisahBaskoro ini menjadi
inspirasi untuk kita semua agar tidak pernah menyerah menggapai apa yang kita
inginkan dalam hidup. Terus bersungguh-sungguh, karena Tuhan sendiri pernah
berkata, Ia tidak akan pernah mengubah nasib kita jika bukan kita sendiri yang
berusaha untuk merubahnya.(***)